Kehidupan Gereja Ortodoks mengabadikan dan menggenapi pelayanan Yesus Kristus. Hubungan yang erat antara Kristus dan Gereja-Nya tercermin dalam gambaran-gambaran dalam Kitab Suci yang menyatakan bahwa Kristus adalah Kepala dan Gereja adalah Tubuh-Nya, dan bahwa Kristus adalah Mempelai Laki-Laki dan Gereja adalah Mempelai Perempuan-Nya. Gambaran-gambaran ini mengungkapkan kenyataan bahwa dalam keberadaannya Gereja tidak terpisah dari Kristus.
Tuhan dan Juruselamat yang dikenal, dikasihi, dan diikuti oleh murid-murid pertama di Galilea hampir dua ribu tahun yang lalu adalah Tuhan dan Juruselamat yang sama yang dikenal, dikasihi, dan diikuti melalui Gereja-Nya. Sebagaimana Kristus menyatakan Tritunggal Mahakudus, Gereja-Nya terus menyatakan Tritunggal Mahakudus dan memuji Allah di dalam penyembahannya. Sebagaimana Kristus mendamaikan manusia dengan Bapa, Gereja-Nya terus menjadi media pendamaian melalui perkataan dan tindakan di seluruh dunia. Sebagaimana Kristus mewujudkan panggilan hidup manusia yang otentik, Gereja-Nya terus menjadi dunia yang melaluinya gambar dan rupa Allah di dalam diri kita masing-masing disempurnakan.
Orang Kristen Ortodoks dipersatukan dengan Kristus pada saat Pembaptisan dan dipelihara oleh Kristus pada setiap Ekaristi. Kami percaya bahwa Roh Kudus bekerja di dalam dan melalui Gereja untuk menjadikan Kristus sebagai Tuhan kita dan untuk mewujudkan karya-Nya.
Ortodoksi telah menghindari berbagai godaan yang dapat mengurangi visinya perihal Gereja. Deskripsi Alkitab tentang Gereja sebagai Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus menunjukkan bahwa Gereja benar-benar harus diakui sebagai lebih dari sekadar suatu institusi di antara banyak institusi lainnya, atau sebuah lembaga pelayanan sosial, atau sebagai sebuah organisasi etnis atau persaudaraan. Tentu saja Gereja memang memiliki aspek-aspek institusionalnya, dan keberadaannya disertai akan dosa dan keterbatasan anggota-anggotanya yang manusiawi. Namun, Ortodoksi percaya bahwa selain sisi manusiawinya yang nyata, Gereja juga memiliki dimensi Ilahi. Kata Yunani untuk Gereja, Ekklesia, menyiratkan sebuah komunitas yang dipanggil dan dikumpulkan oleh Allah untuk tujuan khusus. Ini berarti bahwa Gereja dapat digambarkan sebagai tempat pertemuan yang unik antara Tuhan dan umat-Nya.
Pengalaman Pribadi
Iman Ortodoks tidak dapat dihayati sepenuhnya, atau diterapkan secara pribadi, oleh individu yang berada di luar Gereja Ortodoks. Dilihat dari sudut pandang ini, Ortodoksi dapat secara keliru muncul sebagai satu pandangan dunia di antara banyak pandangan dunia, sebagai embel-embel budaya, atau hanya sebagai gereja seremonial. Hanya dari dalam Gereja, seseorang dapat memiliki perspektif yang diperlukan untuk mengalami Ortodoksi sebagai pewahyuan Kehidupan Ilahi.
Menjadi Seorang Kristen Ortodoks
Gereja Ortodoks memiliki daya tarik dan panggilan universal. Gereja ini tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk orang-orang dari budaya, ras, kelas, atau bagian dunia tertentu. Memang, Ortodoksi menghargai keanekaragaman budaya, bangsa, dan bahasa yang merupakan bagian dari kehidupannya. Gereja ini juga menegaskan kesatuan iman dan kasih dalam Kristus yang melampaui semua batasan buatan manusia. Keanggotaan dalam Gereja Ortodoks terbuka untuk semua orang.
Jika Anda sangat tertarik untuk menjadi anggota Gereja Ortodoks, Anda harus bertemu dengan imam Ortodoks setempat dan berkenalan dengan enorianya (parokinya). Dia akan dengan senang hati menawarkan saran dan bimbingan, serta memperkenalkan Anda kepada anggota enoria. Ketika Anda memeluk Iman Gereja Ortodoks, Anda juga bergabung dengan enoria lokal tertentu. Enoria menjadi keluarga rohani. Oleh karena itu, Anda harus dengan cermat memeriksa apa kebutuhan dan prioritas dari enoria anda. Cobalah untuk menemukan apakah Anda merasa nyaman, apakah enoria ini dapat memberikan kesempatan kepada Anda untuk bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan dan secara bertanggung jawab melayani orang lain.
Imam terkadang menawarkan kelas-kelas atau pertemuan individu mengenai Iman Ortodoks bagi mereka yang ingin menjadi anggota Gereja Ortodoks. Panjang dan ruang lingkup dari kelas-kelas arahan ini akan ditentukan oleh pengetahuan Anda sebelumnya tentang Iman Kristen, serta oleh kebutuhan dan perhatian khusus Anda.
Setelah periode pengajaran, akan dilakukan Ibadat Penerimaan ke dalam Gereja. Apabila latar belakang Anda adalah non-Kristen, Anda akan mengatakan pengakuan Iman, kemudian dibaptis dan dikrisma. Apabila Anda berasal dari gereja yang memiliki kepercayaan yang mirip dengan Ortodoksi dan sebelumnya pernah dibaptis dan dikukuhkan dengan benar, Anda akan berpartisipasi dalam Sakramen Krisma yang menandakan rekonsiliasi Anda dengan Gereja Ortodoks. Ibadat Penerimaan akan ditutup dengan penerimaan Ekaristi, yang selalu dipandang sebagai penyempurna persatuan dengan Gereja.
Komitmen kepada Kristus
Komitmen utama umat Kristen Ortodoks adalah kepada Sang Kristus, Tuhan kita, yang dikenal di dalam dan melalui Gereja. Hal ini dinyatakan dalam liturgi-liturgi Gereja yang mengajak kita untuk “menyerahkan diri kita sendiri, seorang kepada yang lain, dan segenap hidup kita kepada Kristus, Allah kita.” Dan, sebelum menerima Perjamuan Kudus, kita berdoa: “Ya Tuhan yang mengasihi umat manusia, kepada-Mu kami menyerahkan seluruh hidup dan pengharapan kami.”
Setiap kita adalah pribadi unik dan diberkati oleh Roh Kudus dengan karunia dan panggilan hidup yang berbeda; oleh karena itu, komitmen pribadi kita kepada Kristus akan diekspresikan secara berbeda-beda pula. Akan tetapi, Ortodoksi dengan teguh percaya bahwa komitmen ini akan selalu dibangun di atas penyembahan kepada Allah dan kepedulian yang penuh kasih kepada sesama. Karena penyembahan adalah pusat dari Gereja secara keseluruhan, maka penyembahan, doa pribadi, dan terutama partisipasi dalam Ekaristi Kudus adalah pusat dari kehidupan pribadi Kristen Ortodoks. Melalui tindakan-tindakan ini, kita bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan dan diberkati dengan buah-buah Roh, yang memampukan kita untuk melayani dengan penuh kasih dan tanggung jawab kepada orang lain di dalam Nama Kristus. Ortodoksi menghindari kecenderungan yang berusaha memisahkan kasih kepada Allah dari kasih kepada sesama. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Keyakinan ini diungkapkan dalam Liturgi Ilahi dalam dialog antara imam dan umat yang berbunyi, “Marilah kita saling mengasihi satu sama lain, agar dengan satu pikiran kita boleh mengaku… Sang Bapa, Sang Putra serta Sang Roh Kudus, Tritunggal satu hakekat, tak terpisahkan.“
Meskipun Ortodoksi sangat mengagungkan nilai penyembahan, hal ini tidak serta merta mengerdilkan pentingnya cara hidup yang Injili. Oleh karena itu, sebagaimana yang diingatkan oleh Liturgi, hanya mereka yang memiliki iman dan kasihlah yang dapat mendekat untuk menerima Ekaristi Kudus. Partisipasi kita dalam Tubuh dan Darah Tuhan juga memberi kita masing-masing kesempatan untuk menjadi pengemban-Kristus di dalam dunia tempat dimana kita hidup.
Artikel ini disadur dari serangkaian pamflet yang ditulis bagi umat non-Ortodoks, terutama mereka yang sedang mempertimbangkan untuk menjadi anggota Gereja Ortodoks dan ingin memperdalam apresiasi mereka terhadap iman, ibadah, dan tradisinya. Pamflet-pamflet tersebut ditulis oleh Fr. Thomas Fitzgerald, seorang pengajar di Hellenic College-Holy Cross Greek Orthodox School of Theology.